[Resensi] The Geography of Bliss - Kisah Seorang Penggerutu yang Berkeliling Dunia Mencari Negara Paling Membahagiakan
Di tahun 2014 kemarin, saya berhasil menyelesaikan Reading Challenge 2014 dari Goodreads dengan berhasil membaca 16 buku dalam setahun. Sebenarnya sih saya hanya memasang target 10 buku saat itu, tapi alhamdulillah ternyata bisa sampai 16 buku. Nah di tahun 2015 ini, saya kembali mengikuti Reading Challenge yang diadakan oleh Goodreads. Kamu bisa melihatnya di widget yang saya pasang di blog saya. Untuk tahun ini, saya menargetkan 20 buku, berpatokan dari jumlah buku yang bisa saya baca di tahun lalu.
Buku pertama yang berhasil saya selesaikan adalah buku berjudul Gone Girl. Buku ini adalah hadiah ulang tahun saya yang ke-21 dari sahabat-sahabat saya. Tahu banget kalo saya pingin banget baca buku itu. Gone Girl ini udah diadaptasi ke dalam sebuah film lho. Hehe.
Buku ke-2 yang saya selesaikan di Reading Challenge 2015 adalah buku berjudul The Geography of Bliss. Sebelumnya saya nggak tahu menahu tentang buku ini dan nggak masuk ke dalam wishlist saya. Tapi saat saya jalan-jalan ke TBMO, saya nggak sengaja menemukan buku ini di rak bagian travelling. Karena tertarik, akhirnya saya membelinya.
Judul Buku : The Geography of Bliss
Penulis : Eric Weiner
Penerbit : Qanita
Jumlah Halaman : 512 halaman
Jauh dari ekspektasi saya, bukannya bercerita tentang jalan-jalan dan deskripsi dari tempat-tempat yang dikunjungi, buku ini lebih berfokus pada pencarian penulis akan kebahagiaan. Nggak heran sih, karena subjuduk buku ini adalah Kisah Seorang Penggerutu yang Berkeliling Dunia Mencari Negara Paling Membahagiakan. Buku ini bukan buku fiksi. Buku ini ditulis oleh Eric Weiner, seorang jurnalis. Dulu ia merupakan mantan reporter untuk The New York Times.
Buku ini menceritakan tentang perjalanannya yang bertujuan untuk mencari negara paling membahagiakan di dunia. Ia mengunjungi total 10 negara dalam pencariannya ini. Negara-negara yang dikunjunginya antara lain adalah Belanda, Swiss, Bhutan, Qatar, Islandia, Moldova, Thailand, Britania Raya, India dan Amerika sendiri yang merupakan negara asalnya,
Belanda
Belanda adalah destinasi pertamanya dalam pencarian kebahagiaan. Kenapa? Karena di Belanda terdapat sebuah tempat yang memiliki database negara mana saja yang merupakan negara paling bahagia di dunia. belanda memiliki World Database of Happiness. Saya benar-benar nggak menyangka ternyata hal seperti does exist. Hehe. Dari database itulah akhirnya Eric bisa memutuskan negara-negara mana saja yang akan dia kunjungi.
Islandia
Meskipun buku ini nggak mendeskripsikan secara detil bagaimana pemandangan indah di masing-masing negara atau menceritakan tempat-tempat mana saja yang bisa dikunjungi, buku ini menceritakan bagaimana pola hidup masyarakat di masing-masing negara dan hal apa saja yang membuat masyarakat di negara tersebut bahagia. Ambil contoh seperti di negara Islandia. Negara ini hampir nggak pernah mempunyai siang hari atau matahari yang bersinar terang. Hampir setiap hari suasana di negara ini muram karena selalu gelap. Tapi ternyata masyarakat di negara Islandia termasuk yang mempunyai tingkat kebahagiaan tinggi. Kenapa? Karena mereka nggak pernah menganggap kegagalan adalah suatu masalah. Lebih tepatnya, mereka nggak pernah memikirkan kegagalan sehingga mereka akan terus berkarya nggak peduli karyanya itu bagus atau nggak. Justru kegagalan adalah menu utamanya. Mereka akan selalu senang dengan apa yang mereka kerjakan.
"Karena jika Anda bebas untuk gagal, Anda bebas untuk mencoba"
Swiss
Berbeda lagi dengan yang ada di negara Swiss. Yang membuat masyarakat di negara ini bahagia adalah karena di negara Swiss, pamer adalah hal yang paling dihindari. Yap saya juga sempat terkejut saat membacanya. Jadi di negara Swiss, sebisa mungkin jangan pernah menunjukkan bahwa kamu adalah orang kaya baru. Orang-orang Swiss sebisa mungkin nggak membuat orang lain iri. Karena iri membuat kita nggak bahagia. Selain itu, di negara Swiss, masyarakatnya saling percaya. Kepercayaan inilah yang menimbulkan kebahagiaan.
"Rasa iri itu racun"
"Kita mempunyai jauh lebih banyak kata untuk menggambarkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan daripada keadaan yang menyenangkan (Dan ini terjadi pada semua bahasa, tidak hanya bahasa Inggris)"
Moldova
Keadaan negara Swiss ini berkebalikan dengan yang ada di negara Moldova. Sesuai data dari WDH, negara bekas Republik Soviet ini termasuk negara yang paling nggak membahagiakan di bumi. Yap si penulis sengaja mengunjungi negara ini semakin memahami hakikat kebahagiaan dengan tinggal di tempat yang paling nggak bahagia. Kalau di Swiss masyarakatnya bisa saling percaya, di negara Moldova, masyarakatnya saling curiga dan saling iri. Jangankan nggak percaya dengan tetangga, bahkan dengan saudara sendiri aja mereka nggak percaya. Selain itu, yang menjadi masalah utama masyarakat Moldova nggak bahagia adalah karena masalah ekonomi.
Satu persatu pola hidup, kebiasaan dan penyebab kebahagiaan dari 10 negara diungkap di buku ini. Penulis juga banyak menyebutkan berbagai macam teori mengenai kebahagiaan yang dikutip dari banyak buku-buku hasil penelitian para ahli (kamu bisa melihat daftar bukunya di daftar pustaka).
Jadi buat kamu yang mengharap buku ini akan membawamu ke tempat-tepat eksotis di 10 negara tersebut, sebaiknya jangan membaca buku ini kalau nggak mau kecewa. Tapi buat kamu yang ingin mengetahui sedikit gaya hidup dan sedikit pengetahuan tentang hakikat sebuah kebahagiaan kamu bisa membaca buku ini. Cari tahu apakah si penulis akhirnya bisa menemukan negara mana yang paling membahagiakan di bumi ini.
Sebenarnya saya ingin menceritakan lagi sedikit poin-poin tentang kebahagiaan berdasarkan buku ini, tapi catatan saya menghilang. Hiks. Kalau diceritakan berdasarkan ingatan jadinya kurang valid dan nggak seru. Maafkan saya.
Satu hal yang saya pelajari dari buku ini yang menancap banget di kepala adalah untuk jadi bahagia, jangan pernah merasa iri. Karena iri adalah racun. Yang dari dalam bisa menggerogoti dirimu.
Oke sampai disini aja cuap-cuap saya mengenai buku ini. Semoga bermanfaat dan tertarik juga buat baca. Kalau mau nanya-nanya boleh komen kok :)
Oke sampai disini aja cuap-cuap saya mengenai buku ini. Semoga bermanfaat dan tertarik juga buat baca. Kalau mau nanya-nanya boleh komen kok :)
Rating : ★★★★★
6 komentar
mbak weka ini temennya mbak ucik bukan ? hehe gak sengaja nyasar di blognya mbak. Btw pas di TBMO aku jg sempet lirik" penasaran sama buku ini dan belum sempet kebeli, pas baca reviewnya mbak jadi kegoda banget buat baca :D
ReplyDeleteBagus blog+tulisannya mbak :))
hallo imama. i've heard a lot about you dari ucik lho :D hihi.
DeleteDi gramex juga ada kok ma. hahah iya aku nggak sengaja pas lihat buku ini. aslinya sih aku berharap bukuny lebih bercerita tentang keindahan alamnya, eh lha kok malah diajak bahas ttg kebahagiaan. haha. tapi kalo kamu penasaran gapapa. baca aja. hehe
hehe terimakasih ma. tapi masih kerenan kamu lho yang udah sering keliling-keliling :3 jadi iri. sekali sekali aku diajak dong :D
wahh mbak ucik hahaha
DeleteAku lagi cari buku yg gitu" mbak, lagi bosen sama buku traveling yg isinya deskripsiin destinasinya hehehe :v
Aduhhh mbak, cuma beberapa tempat aja kok masih newbie di dunia traveling, mbak juga habis keliling ke batam gitu hehehe, ayoo kalo jalan" bareng :)))
hehe
Deleteoalaah. ya coba aja baca geography of bliss. awalnya aku bosen banget, tapi semakin ke belakang semakin semangat bacanya. haha. kalo aku sih sukanya cerita fiksi yang travelling gitu, kalo murni travelling juga kayaknya kurang suka. entahlah.
hahaha pas ke Batam itu lagi dapet rejeki im :D ya masa ditolak.
wah boleh boleh :3 tapi jangan ndadak ya im biar alokasi dananya nggak susah :p
udah baca the dusty sneaker mbak baguss itu ceritanya atau baca di http://thedustysneakers.com/ hehe wah enaknyaaaa, sip sip mbak aku jg lagi masa" pengumpulan dana buat jalan" kok mbak hihi
DeleteNice review wek...kalau pengen deskripsi masing-masing negara paling enak beli buku lonely planet..hahahaha, sayangnya mehong beets
ReplyDelete