Halo, saya balik lagi. Maaf ya, jalan-jalan yang cuma sehari saya pecah jadi beberapa postingan. Habisnya banyak banget sih yang pingin saya ceritain. Hihi. Ya udah lanjut aja ya. Seperti yang udah saya ceritain di postingan sebelumnya kalo jalan-jalan saya nggak cuma sampai Jembatan Barelang aja, tapi berlanjut sampai ke Pulau Galang. Nah dari Jembatan Barelang ini, jarak yang harus ditempuh masih jauh banget loh. Masih harus melewati 5 jembatan lagi. Hmm kalau kamu bingung, mending saya jelaskan aja ya kenapa Jembatan Barelang ini punya banyak banget jembatan. Jadi seperti ini penjelasanya :
Jembatan I merupakan jembatan terbesar dan termegah yang bernama Jembatan Fisabilillah. Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton. Ini nih spot yang saya buat foto-foto di postingan sebelumnya.
Jembatan II bernama jembatan Raja Ali Haji. Jembatan ini menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah.
Jembatan III bernama jembatan Nara Singa II, menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok.
Jembatan IV bernama jembatan Sultan Zainal Abidin, menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang.
Jembatan V bernama jembatan Raja Kecik, menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang.
Jembatan VI bernama jembatan Tuanku Tambusai, menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru.
Nah sekarang udah nggak bingung lagi kan? Yap memang jembatannya ada banyak gitu. Kemungkinan sih orang-orang pada nggak hafal sama nama masing-masing jembatan tapi lebih biasa menyebutnya dengan nama jembatan I, jembatan II dan seterusnya.
Selama perjalanan menuju ke Pulau Galang, saya disuguhi oleh pemandangan alam yang berbukit-bukit dengan tanah yang berwarna merah. Pokoknya beda banget deh sama keadaan bukit-bukit yang ada di Jawa. Meskipun berbukit-bukit, kamu nggak akan menemukan penampakan gunung disini.
Ini beberapa hasil tangkapan kamera HP saat perjalanan. Nggak seberapa jelas soalnya ngambilnya pas mobil lagi jalan. Tuh kan berbukit-bukit tapi nggak ada gunungnya. Tanahnya juga warnanya merah. |
Keadaan pulau-pulau selain Pulau Batam bertolak belakang banget sama Pulau Batam. Kalo di Pulau Batam saya udah bisa merasakan berbagai macam fasilitas kota seperti mall, rumah sakit, atau bandara, jangan harap menemukan hal ini di 5 pulau lainnya. Benar-benar masih desa banget. Jarak antar rumah juga jauh-jauh. Saya amati juga, jalanan disini belum ada penerangannya. Nggak bayangin gimana saat malem, pasti gelap banget. Sinyal hape saya juga makin lama makin melemah dan akhirnya jadi silang deh ._.
Perjalanan dari jembatan I sampai ke Pulau Galang kira-kira lamanya sama seperti dari rumah sepupu saya ke jembatan I. Akhirnya saya pun sampai di destinasi kedua yaitu Camp Vietnam/ Kampung Vietnam di Pulau Galang. Saya benar-benar kehilangan sinyal disini. Nggak bisa pamer check in, hiks.
Apa itu Camp Vietnam atau Kampung Vietnam?
Singkat aja ya, Camp Vietnam itu adalah sebuah perkampungan yang sengaja didirikan oleh Pemerintah Indonesia, guna untuk menampung pengungsi yang datang dari Vietnam pasca terjadinya konflik internal Vietnam Utara dan Vietnam Selatan pada tahun 1979. Jadi orang-orang dari Vietnam (yang juga dikenal sebagai manusia perahu karena mereka datang dengan menggunakan perahu) ini diizinkan tinggal di Pulau Galang, tapi mereka benar-benar dijaga ketat dan hidup terisolasi. Kalo mau tahu lebih banyak tentang Kampung Vietnam, kamu bisa baca di Wikipedia.
Setelah masuk gerbang Kampung Vietnam, kami diminta untuk membayar biaya masuk sebesar Rp 3000 rupiah aja. Sepi, itu kesan pertama yang saya dapat saat memasuki kawasan seluas 80 hektar ini. Di kanan kiri jalan, saya disuguhi oleh pemandangan yang rindang penuh pepohonan, apalagi saat itu sedang turun gerimis. Selain itu, juga banyak monyet-monyet lucu yang berkeliaran, disarankan jika datang kesini membawa kacang ya. Kebetulan saat berada di Jembatan Barelang, sepupu saya sudah membeli satu bungkus kacang yang akhirnya digunakan untuk memberi makan monyet-monyet ini.
Cukup jauh juga dari gerbang masuk menuju ke pusat perkampungan Vietnam (tepatnya sih ke tempat pengunjung pada parkir mobil). Beberapa kali saya menemui beberapa bangunan-bangunan bobrok yang masih berdiri tegak meskipun udah nggak sempurna lagi. Saya sih nggak tahu itu dulunya bangunan apa. Hehe. Area yang paling bisa dikenali adalah makam. Iya jadi disini ada juga makam orang-orang Vietnam. Makamnya bagus lho, penuh sama batu-batu nisan berwarna putih. Saya nggak sempat buat berhenti di makam, gerimis, lagian rombongan saya juga pasti nggak mau.
Nggak lama, mungkin 10 menitan, akhirnya saya sampai di tempat yang saya bilang adalah pusat perkampungan. Disini ada 2 bangunan yang saling berhadapan. Bangunan pertama ini dulunya adalah penjara di Kampung Vietnam. Yah, meskipun dulu mereka hidup di pengungsian tapi ada juga orang-orang yang bikin ulah dan mengganggu ketentraman. Makanya sampai dibangun sebuah penjara. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dengan lantai pertama memiliki beberapa ruangan dengan jeruji besi dan di lantai 2 terdiri dari beberapa kamar, yang entah dulu dibuat apa. Ini nih penampakan bangunannya. (maafkan buat kualitas gambar yang nggak banget)
Nah, kalo bangunan di seberangnya difungsikan sebagai museum dan terdiri dari beberapa ruangan dan berderet seperti huruf L dengan ditengahnya adalah sebuah taman. Ruangan-ruangan di bangunan itu digunakan untuk memaerkan berbagai macam barang peninggalan penghuni Kampung Vietnam seperti alat-alat masak, televisi, dan masih banyak lagi. Nggak cuma itu, disini juga dipamerkan foto-foto penghuni Kampung Vietnam ataupun foto kunjungan pejabat negara. Ada juga beberapa lukisan ilustrasi yang menggambarkan keadaan pengungsi saat menuju ke pulau di Indonesia. Di bagian ujung ada sebuah ruangan yang dikhususkan menjual berbagai macam pernak pernik dan cindera mata khas Kampung Vietnam. Saya nggak sempat buat lihat-lihat di ruangan itu. Nih saya punya beberapa foto penampakan bangunan museum. Yaaaay.
Nah itu tadi 2 bangunan yang sempat saya kunjungi disana. Tapi tenang aja, area Kampung Vietnam ini nggak cuma ada 2 bangunan aja kok. Banyak banget, saya sih nggak tahu lengkap ada bangunan apa aja karena saya cuma sempat mengunjungi total 3 bangunan. Nah buat bangunan yang ketiga ini adalah area peribadahan. Jaraknya lumayan agak jauh dari 2 bangunan sebelumnya, jadi harus ditempuh pakai mobil nih. Area ini berisi rumah peribadatan beberapa agama, seperti ada gereja, pagoda, dan beberapa patung-patung, salah satunya ada patung Buddha bukan sih? Aduh maaf saya kurang tahu. Hehe. Saya sih nggak bisa cerita banyak soal area ini. Kekejar waktu soalnya perut udah lapar banget minta diisi, ditambah lagi pas itu gerimis lumayan deres. Untung deh masih sempet foto-foto. Hehe. Ya udah langsung aja nih saya pamerin fotonya.
Nggak lama, mungkin 10 menitan, akhirnya saya sampai di tempat yang saya bilang adalah pusat perkampungan. Disini ada 2 bangunan yang saling berhadapan. Bangunan pertama ini dulunya adalah penjara di Kampung Vietnam. Yah, meskipun dulu mereka hidup di pengungsian tapi ada juga orang-orang yang bikin ulah dan mengganggu ketentraman. Makanya sampai dibangun sebuah penjara. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dengan lantai pertama memiliki beberapa ruangan dengan jeruji besi dan di lantai 2 terdiri dari beberapa kamar, yang entah dulu dibuat apa. Ini nih penampakan bangunannya. (maafkan buat kualitas gambar yang nggak banget)
Ini penampakan keseluruhan bangunannya. Itu saya ada di lantai 2 sama sepupu saya :3 |
Penampakan bangunan lebih dekat |
Ini penjara yang saya kasih tahu tadi. Tuh ada orang foto di dalemnya. Hehe |
Kalo ini lantai 2. Isinya kamar-kamar doang |
Ini penampakan full museum di seberang bangunan penjara |
Ini nih isi di dalem museumnya. (kiri atas) lukisan ilustrasi para pengungsi, (kiri bawah) foto-foto kunjungan pejabat negara, (kanan atas dan kanan bawah) benda-benda milik pengungsi |
Nah itu tadi 2 bangunan yang sempat saya kunjungi disana. Tapi tenang aja, area Kampung Vietnam ini nggak cuma ada 2 bangunan aja kok. Banyak banget, saya sih nggak tahu lengkap ada bangunan apa aja karena saya cuma sempat mengunjungi total 3 bangunan. Nah buat bangunan yang ketiga ini adalah area peribadahan. Jaraknya lumayan agak jauh dari 2 bangunan sebelumnya, jadi harus ditempuh pakai mobil nih. Area ini berisi rumah peribadatan beberapa agama, seperti ada gereja, pagoda, dan beberapa patung-patung, salah satunya ada patung Buddha bukan sih? Aduh maaf saya kurang tahu. Hehe. Saya sih nggak bisa cerita banyak soal area ini. Kekejar waktu soalnya perut udah lapar banget minta diisi, ditambah lagi pas itu gerimis lumayan deres. Untung deh masih sempet foto-foto. Hehe. Ya udah langsung aja nih saya pamerin fotonya.
Ini nih gereja di Kampung Vietnam. Masih berdiri tegak sampai sekarang. padahal semua bangunannya dari kayu lho |
Nah itu tadi beberapa foto yang bisa saya pamerkan. Sebenernya masih ada sih beberapa bangunan. Tapi saya nggak sempat keliling. Setelah selesai foto-foto kilat, saya dan rombongan buru-buru menuju ke mobil dan bersiap buat mencari makan. Nah, acara makan-makannya ini agak nggak biasa, soalnya restorannya ada di atas laut. Pemandangannya ciamik banget deh. Tapi saya nggak bakal cerita di postingan ini. Lanjut lagi ke postingan berikutnya ya. Soalnya postingan ini udah banyak banget rasanya. Saya janji postingan selanjutnya bakal lebih cepet publishnya. Hehe.
Baca juga : Liburan Super Singkat di Pulau Batam #1 , Liburan Super Singkat di Pulau Batam #2 - Jembatan Barelang , Liburan Super Singkat di Pulau Batam #4 - Restoran Rindu Alam & Nagoya Hill Mall
Baca juga : Liburan Super Singkat di Pulau Batam #1 , Liburan Super Singkat di Pulau Batam #2 - Jembatan Barelang , Liburan Super Singkat di Pulau Batam #4 - Restoran Rindu Alam & Nagoya Hill Mall
0 komentar