Siapa sih yang nggak suka tampil keren? Semuanya pasti suka lah, termasuk saya. Hehe. Well, kali ini saya mau share sedikit cerita tentang hubungan saya dengan jam tangan dan keren. Jujur aja, sejak saya masih duduk di bangku SD, saya udah mikirin gimana supaya tampil keren. Percayalah !. Dan salah satu usaha saya buat terlihat dan merasa keren adalah memakai jam tangan. Iya !. Saat anak-anak lain cuma sekedar tahu baju baru dan sepatu baru, saya udah kenal sama yang namanya jam tangan baru. Keren kan?
Memakai gadget sudah merupakan sebuah kebutuhan yang HQQ alias nggak bisa ditawar lagi. Karena sering dipakai, maka nggak heran kalau terkadang gadget yang kita pakai bisa nggondok alias tiba-tiba rusak dan nge-hang. Hal ini terjadi pada saya beberapa hari yang lalu. Mari kita mulai curhatnya.
Jadi, hape saya ini udah berumur 2 tahun lebih dan alhamdulillah nggak ada masalah sama sekali. Beberapa bulan setelah saya beli hape ini, barulah saya membeli sebuah kartu memori berkapasitas 32GB Class 10 merk Sandisk. Selama pemakaian selalu baik-baik saja. Bahkan banyak file-file lama yang saya simpan di kartu memori ini karena saya pikir memori ini punya kapasitas yang cukup besar.
Apa jadinya kalau kamu bisa masuk ke mimpi seseorang? Mungkin hal itu adalah berkah sekaligus kutukan. Dan bagi Janie Hannagan, hal ini lebih menjadi kutukan di dalam hidupnya.
Akhirnyaaa setelah setahun kemarin banyak bolongnya buat baca buku, tahun ini berhasil menyelesaikan satu trilogy. Yah meskipun bukunya hanya setebal sekitar 200 halaman aja, tapi ini adalah kemajuan. Hehe.
Jadi ceritanya, saya habis menyelesaikan Trilogi Wake, dimana masing-masing bukunya berjudul Wake, Fade, Gone. Saya membeli boxset buku ini dengan harga yang sangat murah karena memang lagi diobral (maafkan saya penulis. Saya sukanya buku obralan. Hiks).
Judul novelnya udah bikin sedikit ngeri nggak nih?
Well, jujur aja, pertama kali ngambil novel ini dari tumpukan buku obralan, saya tertarik banget baca judulnya. Pikiran pertama saya saat baca judul novel ini adalah 'wah novel ini pasti fantastis banget seperti novel Cantik Itu Luka-nya Eka Kurniawan nih'. Setelah baca judul, langsung deh cus buat baca sinopsis di bagian belakang. Dan yes, saya nggak ragu buat langsung membawanya ke kasir.
Tanggal 9 November lalu, saya nggak sengaja nonton film India (iya nggak sengaja). Pemeran utamanya Shah Rukh Khan. Judul filmnya Swades. Sebagai penggemar Shah Rukh Khan dan hampir selalu menonton semua filmnya, film yang satu ini ternyata luput. Film yang dirilis tahun 2004 ini ternyata layak tonton banget. Tapi sebelumnya buang jauh-jauh pemikiran kamu yang menganggap film India cuma berisi tentang cinta-cintaan.
![]() |
Source |
Sekarang ini banyak banget bertebaran media sosial selain Facebook. Media-media sosial tersebut tentunya punya banyak fitur-fitur yang membuat media sosial tertentu jadi spesial. Contohnya kayak Twitter, di mana kamu bisa bercuap-cuap semaumu dengan menggunakan 140 karakter. Atau, media sosial favorit saya yang satu ini, Instagram. Yap, Instagram udah jadi favorit saya banget karena di Instagram saya bisa melihat banyak foto-foto bagus yang menginspirasi. Dan tentunya, saya juga bisa meng-upload hasil jepretan saya sendiri.
Setelah beberapa lama buku ini tak tersentuh dengan masih terbungkus rapi oleh plastik, akhirnya saya pun memutuskan untuk membacanya. Yep, another dystopia series.
Well, kali ini saya akan membahas novel yang 75% saya habiskan hanya dalam waktu 1 hari saja. Ternyata ceritanya sangat seru dan yeah novel ini membawa saya kembali merasakan euforia saat membaca The Hunger Games, 4 tahun yang lalu.(Dimana perasaan itu nggak saya dapatkan saat membaca Divergent, The Maze Runner, dan The 5th Wave).