Teruntuk MMB 2011

by - September 18, 2014

Saya tak menyangka hari ini datang juga. Hari dimana saya akan berpisah dengan teman-teman saya, MMB 2011. Ya, saya pernah membayangkan untuk segera keluar dari kampus ini, lulus, wisuda, dan bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Tetapi ada satu hal yang saya lupakan saat saya menginginkan itu semua, yaitu berpisah dengan teman-teman saya. 

Bukan karena sengaja, kita dipertemukan
Anggap saja kita individu berbeda tanpa kedekatan istimewa
Yang dipaksa berlabel sebelas
Aku. Kamu. Dua ribu sebelas.

Tiga tahun saya bersama kalian. Saya tak pernah menyangka bahwa saya dan kalian akan  menjadi sebuah keluarga. Saya dan kalian berbeda pada awalnya, banyak perbedaan yang harus dipaksa untuk melebur menjadi satu, menciptakan kenyamanan yang mungkin pada awalnya tidak pernah ada di benak masing-masing.
Tiga tahun terasa seperti selamanya. Ya, saya tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya jika hari-hari saya berikutnya, tidak akan menjumpai kalian. Hanya akan ada saya sendiri dan otak saya yang akan memutar ulang semua memori.

Keluarga
Satu kata yang selalu kita resapi dalam-dalam, meski nyatanya gen kita signifikan
Kita memang jauh berbeda, tapi bukan berarti itu keterbatasan
Mudah saja menguadratkan suka menjadi tak hingga
Atau menekan duka menjadi alpha

Masih ingatkah kalian saat saya dan kalian harus terbebani dengan bermacam-macam luka dan tanggung jawab. Di sanalah titik kesetiaan dan kekeluargaan  diuji. Seberapa pantaskah saya dan kalian berdiri bersama-sama hingga hari ini untuk saling berpelukan dan mengenang semuanya.
Masih ingatkah kalian saat saya dan kalian, bersorak sorai dan menangis terharu atas apa yang telah kita inginkan terwujud begitu saja dan mendapat banyak sekali pujian?
Masih ingatkah kalian, saat saya dan kalian harus menahan luka dan sakit atas apa yang telah kita perbuat sendiri?

Mari bicara tentang impian
Yang samar samar tergores bersama ideologi tentang kebebasan
Khayalan gila tentang menggenggam dunia
Atau melesat, mengganjil karena ingin

Mari dengarkan cerita saya,
Dulu, saat saya dengan sangat berat hati meyakinkan diri bahwa kalian telah menggores luka di hati, dan mengaku sulit memaafkan, saya menyesal. Saya telah lupa bahwa sakit yang saya alami dulu tidak pernah sesakit hari ini. Tidak pernah terasa sesak dada ini seperti hari ini, hari dimana saya dipaksa untuk berpisah dengan kalian. Mengucapkan selamat tinggal yang saya tahu tidak akan mampu saya ucapkan. 

Tiga tahun terasa seperti selamanya. 
Tiga tahun berharga dalam hidup saya. Tiga tahun kalian isi dengan kehidupan. Ya hidup yang berisi cerita, tawa, luka, marah, bahagia, kecewa, sakit hati dan cinta. Belum pernah saya memiliki hidup yang seperti itu  bersama teman kecuali dengan kalian. Kalian memberi saya kehidupan yang sebenarnya, yang bukan hanya sekedar kata-kata manis tetapi palsu. Kalian menunjukkan kehidupan yang nyata dan benar adanya, berkali-kali kalian ciptakan marah dan kecewa dalam benak saya, tapi berkali-kali juga saya mengucap syukur karena memiliki kalian dan hidup bersama kalian.


Karena hanya dengan memandang kalian
Perjuangan adalah titik termanis yang akan terasa
Berdetik detik yang memburai kenangan
Nantinya akan jadi cerita membanggakan
Dimana tawa atau air mata tak akan ada yang sia-sia

MMB 2011 PENS-ITS

Kini kita sedang berdiri dalam batas usai tak usai
Menangisi tiap jengkal kenangan yang terlanjur terpatri
Tiba saat kita harus mulai menangguhkan diri
Menamatkan mimpi mimpi yang dulu pernah kita bagi

Terima kasih dua ribu sebelas 
Untuk semua cerita, cinta, dan warna

Tangis haru ini nantinya akan jadi kebersamaan paling candu
Kini waktu memaksa semua menjadi sebentuk kenangan
Suatu hari kita akan tersenyum mengingat kebersamaan ini
Di waktu yang tak sama, dibelahan bumi lainnya






Pada akhirnya, saya tak pernah menyesal pernah menghabiskan waktu saya bersama kalian. Tidak akan pernah sia-sia jika itu bersama kalian. Seperti pada hari ini, saat saya menuliskan ini, saya mengatakan bahwa saya bangga pernah menjadi bagian dari kalian.
Hari ini, saya harus berpisah dengan kalian MMB 2011. Terimakasih atas kenangan yang telah kalian ciptakan. Terimakasih atas semua rangkaian semangat dan harapan yang kalian berikan. Biarkan saya untuk selalu merindukan kalian. Biarkan saya memeluk kalian kembali dengan doa dan harapan.

Catatan:

Puisinya bukan saya yang bikin, tapi teman-teman kebanggan saya. 

You May Also Like

6 komentar

  1. Sebagai penulis kata kata alay itu aku tersipu karena dibanggakan :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha. endel looh.
      itu kamu sendirian yang bikin? ntar tak editnya kalo emang kamu sendirian ucik :D

      Delete
    2. Endak, terima kasih kebawah itu ambil punya mbakcik yang lama, soalnya kata Noven punyaku endingnya alay :p

      Delete
    3. oalaah. hahahah :v
      yasudah pake temen temen aja kalo begitu :D
      se penasaran aku sama endingmu ._.

      Delete
  2. buantere wek, aku ae wingi nulis tapi rung tak rampungne :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iki mikire ket mabengi mari FP mas :p iki ae ngenteni fotone pisan. kan nulise ambe emosi mas :') hihi

      Delete