Masih melaksanakan kerja praktek dan masih hidup sementara di Jogja.
Oke kali ini saya mau cerita sedikit mengenai masalah keuangan saya sebagai anak kos baru. Wajib tau aja kalo masalah keuangan itu bener-bener sakral bagi siapapun.Sekarang saya jadi ngerti gimana temen-temen kampus saya yang notabene anak kos ngeluh masalah keuangan. Kalau jadi anak kos, mau nggak mau harus bisa ngatur keluar masuknya uang. Berapa pengeluaran yang bisa dilakukan dalam sebulan dengan hasil kiriman uang dari orang tua.
Menurut saya, pengeluaran terbesar dan sangat berpengaruh biasanya adalah untuk ngisi perut alias makan (karena butuh banget tiap hari). Tapi, di sini, di Jogja, untuk masalah makanan, bisa terkendali lah. Makanan disini relatif murah pake banget. Bayangin aja, tadi siang saya makan nasi soto deket kos harganya cuman 5ribu perak. Di Surabaya mana boleh nasi soto 5ribu :O Nggak itu juga, harga mie ayam juga sama yaitu 5ribu rupiah. Untuk makanan ringan di supermarket sih harga standar. Se-Indonesia raya juga sama harganya. Hihi. Jadi bisa dibilang aman lah untuk masalah makanan. Dalam minggu pertama kerja praktek, keuangan saya masih aman terkendali sampai menjelang weekend.
Jadi, hari Sabtu kemarin, tepatnya hari keenam, saya dan ketiga teman saya bermaksud untuk jalan-jalan ke Malioboro dan bertemu dengan teman sekelas saya di kampus yang juga kerja praktek di Jogja (tapi di tempat lain). Sekitar pukul setengah satu, saya dan ketiga teman saya (Angen, Opi dan Ve) pun berangkat. Transportasi menuju Malioboro bisa dibilang murah. Kami naik bus cukup dengan hanya membayar 3ribu rupiah saja. Tapi, karena tujuan pertama saya dan Ve adalah membeli tiket pulang ke Surabaya di Stasiun Tugu Yogyakarta maka kami pun harus merogoh kocek lagi untuk naik becak menuju stasiun (7500 rupiah per anak). Dan untuk mendapatkan tiket pulang, saya harus rela mengantri sekitar satu setengah jam karena antrian reservasi tiket lumayan banyak. Beruntung saat itu ketemu bule ganteng yang lumayan bikin hati seneng :p Hehe. Selanjutnya saya ke Malioboro. Disana saya sempat membeli baju bergambar barong seharga 15ribu rupiah. Entahlah itu murah atau enggak, karena saya beli di toko harga pas.
Ini kaos barong saya :p |
Destinasi kami selanjutnya yaitu Toko Buku Gramedia yang berada di dalam Mal Malioboro. Oke saya tahu Gramedia tersebar di seluruh Indonesia dan pastinya di kota sebesar Surabaya pasti juga ada Gramedia. Tapi mumpung lagi pegang uang sendiri dan bisa membelanjakan uang tersebut terserah saya, maka saya memanfaatkan keadaan ini untuk membeli buku (baca: novel) xD
Niat awal saya adalah membeli novel dengan judul To Kill a Mockingbird dan Dunia Sophie. Karena kemarin di Gramedia saya tidak menemukan dua buku tersebut dan malas menanyakan pada petugas Gramedia, alhasil saya membeli novel lain. Mungkin saya bisa membelinya via online. Hehee...
Novel lain tersebut berjudul London dan The Jacatra Secret (saya juga sudah lama menginginkan novel ini). Keduanya adalah novel karya negeri sendiri. Dan kedua novel itu seharga 120ribu rupiah (-_-)
Novel karya negeri sendiri |
Setelah puas di Gramedia, kami pun bertemu dengan teman sekelas saya di kampus yang kerja praktek di tempat lain. Mereka adalah Novenda dan Mas Pandu. Kami berenam langsung berjalan menuju Angkringan Kang Harjo yang terletak di dalam area keraton (begitu kata Mas Pandu). Lumayan bikin kaki cenut-cenut berjalan dari Malioboro sampai ke angkringan ini.
Angkringan Kang Harjo memakai sistem prasmanan dan mulai ramai saat tiba buka puasa. Tempatnya cukup nyaman dan enak untuk cangkruk. Terdapat dua lantai di angkringan ini. Lantai bawah berisi banyak meja dan kursi untuk pengunjung, sedang di lantai dua, kita bisa lesehan. Angkringan Kang Harjo juga sudah dilengkapi oleh kamar kecil dan mushola. Sebenarnya, harga makanan disini menurut saya harga normal. Tidak murah dan tidak mahal. Saya menghabiskan sekitar 15ribu rupiah untuk dua gelas es milo, 3 tusuk sate ayam dan satu sosis dibalut mie. Tapi karena saya telah mengeluarkan uang lebih dari 250ribu pada hari itu, saya sedikit shock :|
Sekitar pukul 8 malam, kami pun kembali ke Malioboro. Menikmati Malioboro di malam minggu. Ah ya malam minggu. Malam minggu di Jogja nggak ada bedanya sama malam minggu di Surabaya. Banyak pemuda-pemudi turun ke jalan untuk menikmati momen bersama teman-teman atau kekasih mereka (i miss him ._. ). Banyak juga orang-orang yang berkarya disitu (sebut saja seniman). Mulai dari cosplay hantu-hantuan khas Indonesia seperti pocong dan kuntilanak, sekumpulan orang-orang yang suka menggambar, skate dan juga para pengamen yang menyuguhkan nyanyian ataupun tarian tradisional. Benar-benar ramai. Pukul setengah 10 malam kami berempat pun segera pulang (Mas Pandu dan Novenda masih stay). Cukup patungan 7500rupiah naik taksi untuk dapat sampai kos dengan cepat dan selamat.
Nah, sejak hari keenam kemarin, Hari Sabtu, keadaan keuangan saya menjadi tidak aman lagi. Memang kalau jalan-jalan bawaannya selalu lapar mata. Pingin beli ini pingin beli itu. Dan hasrat membeli novel pun masih belum hilang. Malah semakin bertambah wishlist novel saya. Ah yaa, membaca adalah hobi nomor satu saya :)
Nah, sejak hari keenam kemarin, Hari Sabtu, keadaan keuangan saya menjadi tidak aman lagi. Memang kalau jalan-jalan bawaannya selalu lapar mata. Pingin beli ini pingin beli itu. Dan hasrat membeli novel pun masih belum hilang. Malah semakin bertambah wishlist novel saya. Ah yaa, membaca adalah hobi nomor satu saya :)
0 komentar